Kebersamaan tidak lahir begitu saja. Ia tumbuh dari interaksi, kerja sama, dan rasa saling percaya. Itulah semangat yang ingin ditanamkan dalam kegiatan Team Building, Sekolah Sukma Bangsa Sigi 2025. Melalui kegiatan rutin tahunan ini, para siswa diajak untuk menumbuhkan persahabatan yang lebih erat, memperkuat solidaritas, sekaligus belajar saling mendukung satu sama lain di luar ruang kelas.
Senin, 25 Agustus 2025, sejak pagi suasana di lingkungan sekolah sudah terasa berbeda. Siswa kelas 7 dan kelas 10 yang sebagian besar tinggal di asrama berkumpul di rektorat. Tepat pukul 07.30, empat bus sekolah milik Dinas Perhubungan Sigi telah siap menjemput mereka menuju lokasi kegiatan di Pantai Masaingi, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala.
Kegiatan ini dipandu oleh para guru dan panitia. Hadir mendampingi para siswa yakni Febby Grace Lusikooy, Sukmawati Agustin, Monika Gabriela Kartika, Nur Hidayah Umi Kalsum, Meldawati dan Priltus Andronikus Lamonta. Sementara itu Ribi bertindak sebagai ketua panitia. Tak hanya guru, tenaga medis sekolah serta petugas keamanan juga ikut memastikan keselamatan seluruh peserta di lapangan.
Perjalanan menuju pantai disertai canda dan tawa, meski sempat terkendala faktor cuaca. Namun begitu tiba di lokasi, semangat siswa kembali membara. Mereka segera diarahkan mengikuti berbagai permainan kelompok yang telah disiapkan panitia. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menghibur, tetapi juga melatih kerja sama, strategi, dan rasa kebersamaan.
Saat siang menjelang, kantin sekolah yang telah menyiapkan makanan dari pagi mengantar santapan menggunakan mobil sekolah. Para siswa duduk bersama di tepi pantai, menyantap makan siang sederhana namun penuh makna. Suasana terasa hangat: keakraban semakin terjalin, batas antar kelas mencair, dan kebersamaan menjadi nyata.
Kegiatan Team Building ini memang bukan sekadar agenda rekreasi semata. Namun, Ia menjadi ruang pembelajaran tentang arti persahabatan, solidaritas, dan kerja sama. Di tengah permainan dan canda, ada pelajaran tentang pentingnya menghargai perbedaan, mengandalkan teman, dan membangun rasa percaya. Semua itu adalah bekal penting yang tak kalah berharga dari materi pelajaran di kelas. Dari Pantai Masaingi, para siswa kembali dengan membawa pengalaman yang berbeda. Mereka pulang tidak hanya dengan wajah ceria, tetapi juga dengan hati yang lebih dekat satu sama lain. Kebersamaan yang terjalin di pantai itu akan menjadi fondasi persaudaraan yang kokoh di lingkungan Sekolah Sukma Bangsa Sigi, sebuah modal penting untuk melangkah bersama menghadapi masa depan. (Dadan)