Oleh : Priltus Andronikus Lamonta
“Anak itu tidak bisa mengerjakan hitungan?” Pertanyaan seperti ini sering terjadi di lingkungan guru. Terkadang setelah selesai mengajar guru yang satu dengan yang lainnya menyampaikan isi hatinya melalui pertanyaan seperti itu, khususnya guru IPA dan guru IPS. Bahkan bukan hanya pertanyaan seperti itu saja yang terjadi ketika guru selesai melaksanakan proses belajar mengajar, biasanya pertanyaan muncul melalui pelajaran masing-masing yang diajarkan oleh guru tersebut. Seperti melalui pelajaran Bahasa Indonesia “Anak itu belum bisa membaca?”, Bahasa Inggris “Anak itu sulit dalam pronounce?” dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya.
Begitu banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di kalangan guru-guru mendeskripsikan bahwa rendahnya pemahaman dasar siswa terhadap masing-masing pelajaran sehingga berdampak pada kelanjutan materi yang akan diajarkan oleh guru-guru. Bukan hanya itu saja komunikasi dalam pembelajaran juga akan mengalami hambatan. Hal ini menjadi sangat serius untuk bersama-sama dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul di lingkungan guru-guru sehingga tahun-tahun pembelajaran kedepan setidaknya dapat mengalami perubahan akan pemahaman dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Melalui permasalahan bahkan kondisi yang dialami oleh guru-guru saat melaksanakan proses pembelajaran selama ini, metode matrikulasi dapat diberikan sehingga ketika proses belajar mengajar di mulai siswa sudah memiliki pemahaman dasar terhadap masing-masing pelajaran.
Pentingnya Matrikulasi
Matrikulasi bukan sesuatu yang asing dalam dunia pendidikan. Matrikulasi dikenal sebagai program aanvullen atau matriculation yang berarti pemenuhan kekurangan. Matrikulasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kekurangan atau kesenjangan (deficiency) dalam pengetahuan dan keterampilan yang berfungsi sebagai kemampuan awal (entry behavior) yang diperlukan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran pada jenjang tertentu dengan baik (Sunaiyah:2018). Program matrikulasi bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berisi pemantapan materi dari masing-masing pelajaran. Satu diantara beberapa pelajaran yang menerapkan matrikulasi yaitu kegiatan matrikulasi mata pelajaran matematika bagi kelas X (siswa baru) sebagai upaya program terobosan yang mempunyai sisi positif bagi siswa-siswi dalam peningkatan mutu pembelajaran (Ali, 2014). Program kegiatan matrikulasi memiliki peran penting khususnya pada setiap siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda. Melalui definisi-definisi tersebut, matrikulasi perlu untuk dilaksanakan sehingga kesenjangan kompetensi pada siswa dapat terpenuhi sesuai kebutuhan.
Program matrikulasi ini di beberapa sekolah masih belum terlaksana karena beberapa sekolah menganggap semua siswa yang akan memasuki jejang selanjutnya telah memiliki kompetensi atau bahkan telah memiliki pemahaman dasar. Pada kenyataannya sangat contrast dengan sesuatu yang di harapkan, sebab kompetensi yang dimiliki siswa itu beragam, bervariasi bahkan berbeda. Akhinya ketika guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar terus menerus akan mengalami hambatan bahkan permasalahan yang berulang-ulang terjadi. Apakah situasi dan kondisi seperti itu terus berkelanjutan?, apakah guru akan biasa saja dengan zona belajar seperti itu?, apakah guru akan membiarkan siswa mengalami hambatan atau permasalahan?, dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul kita hal ini diabaikan. Tentunya hambatan atau permasalahan seperti ini perlu untuk dituntaskan sehingga guru merasakan aroma belajar yang bersinergi baik guru maupun siswa, disisi lain siswapun akan merasakan kecakapan dalam melaksanakan pembelajaran. Satu contoh ialah pelajaran matematika, sebelum belajar materi aritmatika sosial, garis, sudut, segi empat segitiga, penyajian data dan materi-materi lainnya terlebih dahulu memberikan pemahaman dasar yaitu bilangan bulat, pecahan dan beberapa lanjutan materi melalui program matrikulasi yang terencana. Dalam pembelajaran matematika di awal tahun ajaran, guru hendaknya memberikan pelatihan tentang konsep dasar matematika baik dalam bentuk pelaksanaan matrikulasi ataupun lainnya kepada siswa agar kemampuan dasar siswa tentang konsep matematika menjadi baik dan benar, sehingga memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya (Zaina, dkk :2019).
Satu diantara beberapa sekolah yang telah melaksanakan program matrikulasi ialah Sekolah Sukma Bangsa Sigi. Sebelum melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar pada umumnya sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada, Sekolah Sukma Bangsa Sigi diawal tahun pelajaran 2021/2022 memulainya dengan program matrikulasi. Muncul pertanyaan, “mengapa program matrikulasi perlu untuk dilaksanakan?” Hal tersebut perlu untuk dilaksanakan karena akan berdampak pada kompetensi atau pemahaman dasar siswa pada pelajaran yang akan berlangsung.
Pelaksanaan Matrikulasi.
Kegiatan matrikulasi ini perlu untuk dikelola oleh level pendidikan secara terencana, tearah dan terorganisir sehingga out put dari program matrikulasi ini dapat terukur. Pertama terencana, ialah dari situasi beragama dan kondisi belajar mengajar yang telah terlaksana menjadi evaluasi masing-masing level pendidikan untuk merencanakan dan mempersiapkan program matrikulasi melalui pemahaman dasar dari masing-masing pelajaran. Kedua terarah, ialah program matrikulasi yang terencanakan dengan baik sehingga dapat menjawab hambatan dan permasalahan dasar dari kompetensi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dan ketiga teroganisir, ialah program matrikulasi yang telah teratur dan tersusun dalam suatu kesatuan dari masing-masing pelajaran sesuai dengan kompetensi dan pemahaman dasar siswa.
Pelaksanaan matrikulasi masing-masing pelajaran layak untuk dilaksanakan, sebab dengan melaksanakan program matrikulasi masing-masing pelajaran akan membantu terselenggarannya proses belajar yang tidak bertumpu pada satu poin saja melainkan dapat beragam warna yang tercipta dalam pembelajaran tersebut. Adapun bentuk kegiatan matrikulasi yaitu proses pembelajaran utuh (jadwal khusus atau menambah jam pelajaran), pembelajaran terbatas, dan penugasan. Masing-masing bentuk kegiatan matrikulasi ini dapat diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan level pendidikan. Sehingga program matrikulasi diharapkan akan berdampak pada pemahaman kompetensi dasar dan perubahan yang terjadi karena proses belajar yang dilakukan oleh siswa-siswa tersebut. Sudah saatnya masing-masing level pendidikan melakukan evaluasi proses belajar mengajar yang telah berlangsung sehingga sebelum melaksanakan proses belajar mengajar di tahun-tahun pelajaran yang akan datang telah memiliki starting poin untuk melaksanakan program matrikulasi. Melalui langkah-langkah sederhana seperti ini sebagian hambatan dan permasalahan pada proses belajar mengajar yang sering ditemukan dapat teratasi.