Pengertian ibadah dalam Alkitab mencakup konsep “pelayanan,” terutama dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ibadah diartikan sebagai ekspresi pengabdian kepada Allah. Salah satu kutipan yang merinci konsep ibadah terdapat pada Roma 12:1, di mana ibadah diartikan sebagai persembahan seluruh tubuh. Saat ini, ibadah sering dilakukan secara pribadi, seperti dalam waktu teduh, atau bersama-sama dengan sesama, membentuk persekutuan, seperti dalam ibadah sektor, ibadah minggu, dan berbagai bentuk lainnya di gereja. Ibadah tidak hanya terbatas pada konteks gereja, melainkan juga ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk sekolah, seperti yang terlihat di Sekolah Sukma Bangsa Sigi. Sekolah Sukma Bangsa Sigi menyelenggarakan ibadah minggu secara rutin setiap hari Minggu pukul 19.15 WITA. Sebelum pelaksanaan ibadah, para siswa sering melakukan latihan musik pada malam Sabtu di ruang musik atau direktorat. Beberapa hari sebelum ibadah, para siswa yang bertugas akan berdiskusi tentang tema, latar belakang, dan tujuan khotbah, yang kemudian disusun menjadi khotbah oleh saya atau Bunda Jessy. Liturgis bertanggung jawab menyusun liturgi yang sesuai dengan tema, terutama lagu-lagu yang akan dinyanyikan. Operator juga ikut berperan, menyiapkan lagu-lagu yang akan diputar selama ibadah. Pada tanggal 12 November 2023, pelayanan ibadah diambil alih oleh Panitia Natal UPEMKIP UNTAD.
Panitia Natal UPEMKIP UNTAD, yang beranggotakan delapan mahasiswa, tidak hanya bertugas dalam pelayanan ibadah, tetapi juga menjalankan program kerja tahunan mereka yang disebut “Work at The Time.” Anggota panitia terdiri dari satu liturgis, tiga pemain musik, dua penyanyi, dan dua mahasiswa lain sebagai jemaat. Pelayan Firman pada kesempatan tersebut adalah Krisnades, mahasiswa program studi Kimia angkatan 2019. Tema ibadahnya adalah “Keberhasilan Raja Hizkia” (berdasarkan kitab 2 Tawarikh 31:20-21) dengan dukungan dari beberapa ayat, antara lain Yosua 1:8, Amsal 14:11, Ulangan 6:18, dan Kolose 3:23-24. Khotbah yang disampaikan Krisnades sangat mengesankan, baik dalam penyampaian maupun substansi materi. Raja Hizkia menjadi contoh bahwa sebelum melakukan sesuatu, sebaiknya mencari kehendak Tuhan terlebih dahulu, agar mendapatkan berkat dari Allah. Poin ini juga menggambarkan kasih sayang Raja Hizkia terhadap Tuhan. Krisnades juga interaktif, kadang-kadang mengajukan pertanyaan kepada anak-anak untuk mengukur tingkat konsentrasi mereka. Usai pelaksanaan ibadah, kami semua mengabadikan momen dengan berfoto bersama sebagai kenang-kenangan atas pelayanan mereka di sekolah. Melalui kolaborasi pelayanan semacam ini, diharapkan terbina hubungan yang baik antara sekolah dan UPEMKIP UNTAD, khususnya dalam konteks kegiatan anak-anak Kristen. (oleh Holy)